Abstrak
Pada penelitian Ini AC split digunakan sebagai Cooling dehumidifier dan Heating untuk pengeringan udang. Peralatan ini dimodifikasi dengan memanfaatkan udara dingin evaporator sebagai dehumidifier dan panas buang dari kondensor kemudian ditambahkan dengan heater electric sebagai panas lanjuatan (re-heat) yang dikontrol sesuai kebutuhan pengeringan, dan setelah itu dihembuskan dengan bantuan fan ke ruang pengering yang berisi udang segar pada rak-rak yang tersusun. Rebon kering memiliki suhu optimal untuk pengeringan 50ºC – 70ºC, dan kelembaban relatif pada kisaran 15 -18%. Kecepatan penguapan atau pengeringan ditentukan oleh faktor seperti kecepatan udara, temperatur udara, kelembapan udara, ukuran dan tebal bahan, arah aliran udara terhadap bahan, sifat udang (Yudhy, 2017). Oleh karena itu, kecepatan udara di ruang pengering dInilai akan sangat mempengaruhi proses pengeringan, maka perlu upaya untuk mengetahui seberapa efisien kecepatan udara mempengaruhi efisiensi dari sistem. Pada penelitian ini, variabel proses yang divariasikan adalah fan evaporator pada kecepatan low, medium, high dengan kecepatan udara 1,2 m/s, 2,4 m/s dan 3,3 m/s. Hasil menunjukan pada semua kondisi variasi fan evaporator sesuai syarat rekomendasi untuk pengeringan udang rebon, untuk kecapaian temperatur 50 ºC high fan jauh lebih cepat yaitu pada menit 20, dan untuk mencapai kelembaban hingga 18 % high fan membutuhkan waktu 30 menit. Dari segi efisiensi sistem, didapat efisiensi sistem dari ketiga variasi tersebut menunjukan yang terbaik dari kinerja sistem adalah yang steady state (Stabil) terjadi pada variasi putaran low fan yaitu mencapai 57,4%, kemudian medium fan 56,6 % dan high fan dengan efisiensi sistem 55,8 %.
Kata kunci : Udang rebon, air conditioning, Cooling, Heating dehumidifier, efisiensi sistem, kecepatan udara, temperatur, dan kelembaban relatif (RH).