Detail Laporan TA : Zaenal Arifin

Zaenal Arifin (2021) ANALISIS KAJI EKSPERIMENTAL ALAT FOTOTERAPI BAYI DENGAN VARIASI DAYA LISTRIK DAN JARAK PENYINARAN Tugas Akhir, Teknik
Politeknik Negeri Indramayu.

Text LAPORAN BAB 1 ( Download )

Hiperbilirubinemia adalah terjadinya peningkatan kadar bilirubin dalam darah, baik oleh faktor fisiologis maupun non fisiologis yang secara klinis menimbulkan gejala yang disebut ikterus (kuning).Ikterus merupakan salah satu gejala yang umum dijumpai pada bayi baru lahir (neonatus). Salah satu tindakan untuk menurunkan tingkat bilirubin pada bayi kuning adalah dengan fototerapi menggunakan blue light therapy, jarak penyinaran fototerapi yang efektif terhadap hiperbilirubinemia yaitu terapi intensif dari American Academy of Pediatrics (AAP) yang menyatakan bahwa fototerapi intensif adalah fototerapi yang menggunakan intensitas sinar sedikitnya 30-40 ?W/cm2/nm, dengan penyinaran yang dapat mencakup seluruh permukaan tubuh neonatus (bayi). Pengukuran intensitas penyinaran pada penelitian tugas akhir ini dilakukan pada permukaan tempat tidur bayi (bidang kerja) di 9 titik yang berbeda dengan menggunakan alat ukur lux meter. Pengukuran dimulai sesuai dengan penomoran pada bidang kerja. Untuk jarak antara sumber cahaya (lampu) dengan bidang permukaan yang disinari, ditentukan mulai 30 cm - 50 cm. Intensitas penyinaran yang dihasilkan pada jarak pemasangan blue light therapy lampu fluorescent menunjukkan bahwa semakin dekat jarak pemasangan alat terapi maka semakin besar pula nilai intensitas yang memenuhi pada area penyinarannya. Begitu pula sebaliknya semakin jauh jarak pemasangan alat terapi maka semakin kecil pula nilai intensitas yang memenuhi pada area penyinarannya. Selain itu nilai rata-rata intensitas penyinarannya juga semakin menurun apabila alat terapi dipasang semakin jauh dari bidang kerja. Hasil ini menyatakan jarak pemasangan lampu mempengaruhi intensitas pada area penyinarannya. Kata Kunci: Hiperbilirubinemia, Blue light therapy, Intensitas penyinaran